" yang kita rasa, tak selalu harus kita curahkan.
sekali-kali tidak. karena
itu akan melukai orang lain"
sebelum aku sadar, semua telah terlanjur..
aku minta maaf teman. aku salah
salahku ... maaf jika menggoreskan luka
kuharap masih ada maaf untuku. atas kelancanganku .
atas tingkahku yg kelewat batas .
aku tak akan mengulangi...
aku akan lebih berhati" dalam berucap,
aku akan lebih berhati-hati dalam merasa..
untuk kebaiakanku.......
aku membutuhkanmu, teman
kuharap,,, maaf darimu.
kuharap kita tetap jadi kepompong.
ku harap kelak tidak terulang lagi hal semacam ini
ku harapkan kedamaian diantara kita.
aku harap,
kuharap masih ada maaf untuku. atas kelancanganku .
atas tingkahku yg kelewat batas .
aku tak akan mengulangi...
aku akan lebih berhati" dalam berucap,
aku akan lebih berhati-hati dalam merasa..
untuk kebaiakanku.......
aku membutuhkanmu, teman
kuharap,,, maaf darimu.
kuharap kita tetap jadi kepompong.
ku harap kelak tidak terulang lagi hal semacam ini
ku harapkan kedamaian diantara kita.
aku harap,
kadang apa yang dirasa tak selamanya harus diucap, karena yang terucap pun belum tentu dapat dirasa...
BalasHapussebab itu lisan memiliki kesopanan dalam bergeliat dan hati memiliki kesantunan dalam merasa...
merasa yang menjadikan perasaan menjadi pantas diucap, merasa yang menjadikan perasaan menjadi layak dirasa
dan merasa yang menjadikan perasaan menjadi patut teresap oleh jiwa...
jiwa yang dimana menuntun raga berperasa ini menjadi hanyut dalam ketenangan meski kegaduhan melanda namun jiwa ini tahu dimana harus meletakkan segumpal rasa ini menjadi selebar doa dan sepanjang nafas tanpa tersentuh lebah berdosa yang mengincar madu doa disetiap harinya..
disini, ya disini,, tempat teraman menyimpan rasa menjadi doa... -hati-
-teman-
heem.. nda
BalasHapusaku lho setuju mbi semuaaaa omonganmu diatas.
hihihihi
ciyeee..ndaa salam galau yo :p
toss